Beternak LELE itu mudah ngapain mesti dibuat repot. Tapi sebelum memulai usaha budidaya lele kuasai dulu ilmu nya. Pengalaman yang membuktikan dan di jawab oleh waktu. Berdasarkan pengalaman Saya, untuk memulai usaha budidaya lele tidak semata-mata karena ingin meraup untung. Sebaiknya, semua orang yang ingin melakukan budidaya lele mengetahui dasar-dasar tentang lele.
Terdapat beberapa jenis lele unggul yang dapat dibudidayakan saat ini. Di antaranya lele dumbo, sangkuriang, mutiara, dan phyton. Semua tergantung dari selera si pembudidaya sendiri dan saat ini Saya lebih suka menggunakan benih lele mutiara untuk usaha budidaya lele.
Ikan lele (Clarias spp.) dikenal juga sebagai catfish atau walking catfish. Ikan lele adalah ikan air tawar yang bersifat nokturnal (aktif pada malam hari atau lebih menyukai tempat yang gelap). Ikan lele termasuk ikan pemakan segala yang rakus bahkan bersifat kanibal-memakan sesama ikan lele yang berukuran lebih kecil.
Bentuk kepala ikan lele pipih dengan bagian atas kepala keras (menulang), mulut lebar, dan mata kecil. Bagian perutnya agak membulat dan tubuhnya pipih ke arah ekor. Ikan lele memiliki empat pasang sungut peraba dan alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insang. Sungut peraba berguna untuk bergerak di air yang gelap bahkan lumpur sekalipun. Sirip ikan lele terdiri atas sepasang sirip dada yang memiliki 2 buah tulang duri tajam (patil), sirip punggung, sirip perut, sirip dubur, dan sirip ekor.
Faktanya, setiap 100 g daging lele mengandung 18 g protein, 8 g karbohidrat, 0,7 g serat kasar, dan 13 g lemak. Selain itu, daging lele mengandung vitamin A, B kompleks, C, dan D, serta kalsium, magnesium, fosfor, kalium, natrium, dan zinc. Sementara itu, energi yang terkandung
sebesar 229 kkal.
Konsumsi ikan lele dapat menyehatkan jantung, sebagai antistres, dan mencegah pengeroposan tulang. Di luar berbagai manfaat tersebut, tingginya konsumsi ikan lele juga disebabkan oleh cita rasanya yang lezat dan gurih, dagingnya lunak, tidak banyak duri, dan harganya relatif murah.
Kebutuhan LELE terhadap air
Meskipun di alam liar ikan lele dapat hidup di dalam air dengan kondisi yang minim dan terkesan seadanya, fakta pada kegiatan budidaya menunjukkan bahwa kualitas air harus terjaga dengan baik agar lele bisa hidup. Air berbusa. Salah satu akibat dari pH air menurun (asam) yang membuat pertumbuhan lele terganggu
pH
Salah satu hal penting yang harus dicek secara rutin dan dijaga tetap ideal pada budidaya ikan lele adalah pH air. Layaknya ikan jenis lain, ikan lele membutuhkan pH ideal agar tetap sehat, nafsu makan normal, dan dapat tumbuh dengan baik. Kisaran pH ideal untuk ikan lele adalah 6,8—7,6. Sebaliknya, pH yang terlalu rendah (asam) akan menyebabkan berbagai masalah terhadap air kolam dan ikan. Jamur dan bakteri akan mudah berkembang pada pH rendah, air kolam berbau dan berbusa, serta ikan pucat dan menggantung tegak lurus dipermukaan air kolam, lemas, hingga lama-kelamaan mati apabila tidak segera ditangani. Begitu pula apabila pH terlalu tinggi (basa) akan menyebabkan pertumbuhan ikan menurun hingga juga menyebabkan kematian pada ikan.
Turunnya pH air pada kolam ikan lele dapat diakibatkan oleh limpahan air hujan, penumpukan dan pembusukan sisa bahan organik yang tidak terurai akibat pemberian pakan secara berlebihan, serta akibat pemberian pakan alternatif seperti ikan rucah, magot, atau tiren. Sementara, naiknya pH air menjadi basa dapat disebabkan oleh ledakan populasi alga di dalam kolam.
Suhu
Sama seperti pH, suhu ideal juga sangat penting untuk menjaga kondisi ikan. Kebutuhan suhu ideal ikan lele di kisaran 23—32o C. Pada suhu air ideal, metabolisme ikan akan meningkat dan akan lahap untuk makan sehingga pertumbuhan akan optimal. Apabila suhu pada siang hari di atas 32o C, ikan akan banyak naik ke permukaan (pada siang hari seharusnya ikan lebih banyak berada di dasar kolam).
Akibatnya, ikan menjadi tidak nyaman, stres, dan energinya banyak terbuang. Begitu pula apabila suhu air terlalu rendah akan turut membuat suhu tubuh ikan menurun serta nafsu makan dan tingkat keaktifan ikan menurun. Akibatnya, daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit dan laju pertumbuhan ikan juga menurun.
Akibatnya, ikan menjadi tidak nyaman, stres, dan energinya banyak terbuang. Begitu pula apabila suhu air terlalu rendah akan turut membuat suhu tubuh ikan menurun serta nafsu makan dan tingkat keaktifan ikan menurun. Akibatnya, daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit dan laju pertumbuhan ikan juga menurun.
Kandungan Amonia
Selain pH dan suhu air, kadar amonia di dalam air kolam budidaya lele harus dijaga agar tidak tinggi. Amonia merupakan zat yang tercipta dari hasil penguraian kotoran (feses) ikan dan sisa-sisa pakan di dalam kolam. Amonia bersifat toksik (beracun) terhadap ikan jika terlalu tinggi. Tingginya kadar amonia di dalam air akan mengganggu proses pengikatan oksigen oleh darah dan akhirnya menyebabkan kematian ikan. Untuk mencegah tingginya kadar amonia di dalam air kolam, berbagai manajemen pemeliharaan seperti pemberian pakan tepat dosis dan tidak berlebihan serta pengurasan air kolam harus dilakukan secara disiplin dan konsisten.
Sebagai salah satu ikan konsumsi air tawar yang paling digemari dan banyak dikonsumsi, permintaan ikan lele konsumsi sangat tinggi setiap harinya. Tebar benih 10 ribu ekor lele bisa raup UNTUNG 8 juta an.
Beli benih 10.000 ekor x Rp. 400,- = Rp. 4.000.000,-
Beli pakan pelet 35 karung @Rp. 305.000,- = Rp. 10.675.000,-
Biaya listrik = Rp. 300.000,-
Biaya perawatan air dan ikan = Rp. 500.000,-
TOTAL BIAYA Rp. 15.475.000,-
ESTIMAS PANEN
1.200 Kg x Rp. 20.000,- = Rp. 24.000.000,-
Ukuran LELE rata-rata 7 ekor atau 8 ekor per kilo nya.
Maka TOTAL BIAYA - HASIL PANEN = Rp. 8525.000,-
0 Komentar
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
EmojiTidak perlu melakukan hal-hal yang luar biasa untuk mendapatkan hasil-hasil yang luar biasa.....Salam Profit.