Salah paham dalam usaha budidaya lele

Budidaya lele itu mudah. Namun, kita sendiri yang membuatnya menjadi susah. Mengapa? Karena banyak yang ingin membudidayakan lele langsung dalam jumlah besar, tetapi ilmu dan modalnya terbatas.

Contohnya, setelah kolam dibuat dalam jumlah besar, modal untuk membeli pakan habis di tengah jalan. Akhirnya, berhenti di tengah jalan. Contoh lain, bisa membuat kolam dan membeli pakan tetapi tidak mau membeli bak sortir karena dirasa tidak penting (karena ilmunya minim). Padahal, bak sortir sangat-sangat penting pada usaha budidaya lele.

Akhirnya, lele kanibal dan saling memangsa kenapa?. Tebar benih 5.000 ekor yang dipanen hanya 500 ekor karena tidak adanya sortasi.

Pembudidaya atau calon pembudidaya lele berinvestasi membuat kolam lele tentu karena berharap di kemudian hari akan mendapatkan penghasilan dari usaha budidaya lele. Ternyata, tabungan malah semakin menipis dan usaha budidaya lele yang dilakukan malah memberikan kerugian.

  1. Bisa membuat kolam, tetapi setelahnya tidak tahu bagaimana proses fermentasi air kolam sebelum benih ditebar. Akibatnya, benih yang ditebar mati satu per satu.
  2. Bisa membeli benih lele, tetapi tidak bisa menentukan atau memilih benih lele yang berkualitas.
  3. Bisa membeli pelet, tetapi tidak tahu takaran (porsi) ideal pemberian per hari sehingga kolam ditaburi dengan pelet yang tidak terukur jumlahnya. Ikan bukannya tambah sehat malah sakit karena banyak sisa pelet di dasar kolam. Air kolam jadi tercemar karena pemberian pelet yang berlebihan.
  4. Bisa membeli benih yang berkualitas dan memberikan pelet dengan tepat, tetapi tidak menyortir ikan yang ada di kolam. Akibatnya, ukuran ikan tidak merata. Ikan yang besar memangsa ikan yang kecil.

Kenapa harus membudidayakan lele ala William Perkasa? Perlu diketahui bahwa Saya dalam usaha budidaya lele tanpa ilmu formal di bidang perikanan dan belajar budidaya lele secara otodidak,


Berdasarkan pengalaman membudidayakan lele, Saya menyadari bahwa budidaya lele itu mudah dan sederhana setelah ilmu dan langkah-langkah budidayanya dipelajari dengan baik. Artinya, banyak pembudidaya pemula di luaran sana yang menjalankan budidaya lele tanpa memahami secara keseluruhan teknis budidaya lele secara sederhana. Sehingga ketika mengalami kegagalan langsung berhenti berbudidaya dan berkesimpulan bahwa budidaya lele sulit.

Mindset inilah yang ingin Saya tanamkan kepada para calon pembudidaya lele bahwa pelajari terlebih dahulu urutan kegiatan pada budidaya lele sejak awal sampai akhir baru kemudian praktik. 

Sederhana dalam arti teknis, budidayanya tidak ribet mengikuti ‘aliran’ tertentu pada budidaya lele, tetapi dijalankan berdasarkan urutan kegiatan budidaya yang sederhana yang mudah diaplikasikan oleh pembudidaya-pembudidaya baru.

Intensif dalam arti bahwa sangat peduli dengan kondisi air dan ikan di dalam kolam dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam untuk selalu memastikan kondisi ikan optimal dan dapat segera melakukan treatment terbaik apabila kondisi air kolam atau ikan bermasalah.



Posting Komentar

0 Komentar